Rabu, 17 November 2021

Makalah Kepariwisataan Sapta Pesona

                                           MAKALAH KEPARIWISATAAN

Sapta Pesona Pariwisata
DOSEN PENGAMPU : AGUS MUDYASTOMO, M.Hum



Oleh :
Arif Gunawan (09416241023)


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya makalah yang berjudul “Sapta Pesona Pariwisata”. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepariwisataan pada prodi Pendidikan IPS di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Secara garis besar makalah ini membahas pengertian definisi, tujuan, dan manfaat sapta pesona pariwisata.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Agus Widyastomo, M. Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah Kepariwisataan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif, terutama dari Bapak pembimbing dan teman-teman.
           
Yogyakarta, 22 Desember 2010


Penulis









BAB I
                                                            PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Beberapa tahun yang lalu industri pariwisata di Indonesia sempat mengalami kenaikan yang signifikan jika dibandingkan dengan industri pariwisata sekarang, memang secara kuantitas jumlah wisatawan terus meningkat, namun seharusnya sudah lebih jauh dari itu. Pada program Visit Indonesia Year 1991 dahulu dikampanyekan program Sapta Pesona. Hal tersebut menunjukkan hasil yang memuaskan terbukti dengan terlampuinya target kunjungan wisata. Pada tahun 1991 badak bercula satu binatang khas daerah Ujung Kulon, Jawa Barat digunakan sebagai maskot tahun kunjungan Indonesia 1991 (Visit Indonesia Year 1991). Ini merupakan kampanye promosi pariwisata Indonesia ke seluruh dunia oleh Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (sekarang: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata). Pada program Visit Indonesia 2008 sekarang ini agaknya patut diingatkan kampanye yang sama, agar program pembangunan pariwisata Indonesia dapat berjalan dengan baik dan dapat menunjukkan hasil yang nyata bagi pembangunan nasional serta tidak dijalankan dengan setengah hati oleh segenap lapisan elemen bangsa. Tujuan diselenggarakan program Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan kesadaran, rasa tanggung jawab segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat luas untuk mampu bertindak dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa definisi sapta pesona?
2.      Apa tujuan dan manfaat sapta pesona?
3.      Bagaimana cara menumbuhkan sapta pesona?
C.     Tujuan penulisan
1.      Mengetahui apa definisi sapta pesona
2.      Mengetahui apa tujuan dan manfaat sapta pesona
3.      Mengetahui bagaimana cara menumbuhkan sapta pesona


BAB II
PEMBAHASAN
  1. DEFINISI SAPTA PESONA
Sadar Wisata dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sapta Pesona merupakan jabaran konsep Sadar Wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata melalui perwujudan tujuh unsur dalam Sapta Pesona tersebut.
Logo Sapta Pesona berbentuk matahari tersenyum yang menggambarkan semangat hidup dan kegembiraan. Tujuh sudut pancaran sinar yang tersusun rapi di sekeliling matahari menggambarkan unsur-unsur Sapta Pesona yang terdiri dari : unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan.
1.      AMAN
Pengertian Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata yang memberikan rasa tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain :
  • Tidak menganggu kenyamanan wisatawan
  • Menolong dan melindungi wisatawan
  • Menunjukkan sifat bersahabat terhadap wisatawan
  • Memelihara keamanan lingkungan
  • Membantu memberi informasi kepada wisatawan
  • Menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular
  • Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik
2.      TERTIB
Pengertian kondisi lingkungan dan pelayanan di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan sikap disiplin yang tinggi serta kualitas fisik dan layanan yang konsisten dan teratur serta efisien sehingga memberikan rasa nyaman dan kepastian bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain:
  • Mewujudkan budaya antri
  • Memelihara lingkungan dengan mentaati peraturan yang berlaku
  • Disiplin waktu/tepat waktu
  • Serba jelas, teratur, rapi dan lancar
3.      BERSIH
Suatu kondisi lingkungan serta kualitas produk dan pelayanan di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang sehat/hygienik sehingga memberikan rasa nyaman dan senang bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain :
  • Tidak membuang sampah sembarangan
  • Menjaga kebersihan lingkungan objek wisata
  • Menjaga lingkungan yang bebas dari polusi udara
  • Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis
  • Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih
  • Pakaian dan penampilan petugas bersih dan rapi.
4.   SEJUK
Suatu kondisi di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang sejuk dan teduh yang akan memberikan perasaan nyaman bagi wisatawan dalam melakukan kunjungannya ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain :
  • Melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon
  • Memelihara penghijauan di lingkungan objek wisata
  • Menjaga kondisi sejuk dalam berbagai area di daerah tujuan wisata
5.   INDAH
Suatu kondisi di daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang indah dan menarik dan memberikan kesan yang mendalam bagi wisatawan sehingga mewujudkan potensi kunjungan ulang serta mendorong promosi ke pasar wisatawan yang lebih luas
Bentuk Aksi yang perlu diwujudkan antara lain :
  • Menjaga objek wisata dalam tatanan yang estetik, alami dan harmoni
  • Menata lingkungan secara teratur
Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh.
6.      RAMAH
Suatu kondisi lingkungan yang bersumber dari sikap masyarakat di destinasi pariwisata yang mencerminkan suasana yang akrab dan terbuka.
Bentuk Aksi yang perlu diwujudkan :
  • Bersikap sebagai tuan rumah yang baik serta selalu membantu wisatawan
  • Memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan
  • Menunjukkan sikap menghargai dan toleransi terhadap wisatawan
  • Memberikan senyum yang tulus

7. KENANGAN
Suatu bentuk pengalaman yang berkesan di destinasi pariwisata yang akan memberikan rasa senang dan kenangan yang indah bagi wisatawan.
  • Bentuk aksi yang perlu diwujudkan :
  • Menggali dan mengangkat keunikan budaya local
  • Menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih dan sehat
  • Menyediakan cinderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa
  1. TUJUAN DAN MANFAAT SAPTA PESONA
Sadar wisata merupakan bagian akar pohon pariwisata, dalam artian bahwa sadar wisata menjadi dasar atau fondasi yang kuat sehingga pohon pariwisata tumbuh dengan kuat. Sadar wisata juga merupakan kekuatan dalam unit-unit kerja yang menduung organisasi pariwisata. Pesona adalah merupakan kebijakan dalam dunia pariwisata tanah air. Melalui Sapta Pesona, diharapkan terwujudkan suasana kebersamaan semua pihak untuk terciptanya lingkungan alam dan budaya budaya luhur bangsa. Dahulu masyarakat mengenal Kelompok Sadar Wisata dan merasakan pentingnya program tersebut. Program ini menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan di suatu destinasi wilayah.
Sapta Pesona bertujuan; (1) meningkatkan pemahaman segenap komponen masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya pariwisata serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (2) Menggerakkan dan memotivasi kemampuan serta kesempatan masyarakat sebagai wisatawan untuk menggali dan mencintai tanah air.



Cara menumbuhkan sapta pesona ada berbagai macam, diantaranya adalah:
  1. Harus ada kesadaran akan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
Kita harus selalu sadar bahwa setiap perilaku kita dalam bergaul dengan wisatawan di daerah wisata apa pasti akan menimbulkan hak dan kewajiban masing- masing yang harus dijalankan dengan seimbang dan selaras.
  1. Membanngun sistem keamanan yang kuat
Sistem keamanan bisa dibangun dan direncanakan mulai dari hal yang kecil dan dari lingkup yang kecil juga, misalnya sikap disiplin dalam berbagai hal
  1. Ketaatan pada hukum
Taat pada hukum artinya bahwa negara kita adalah negara hukum dan kita harus menjunjung tinggi dan menjaga sistem hukum yang ada agar keberadaannya mampu melindungi hak dan kewajiban wisatawan
  1. Disiplin dalam melakukan segala sesuatu
Setiap warga masyarakat diharapkan mampu disiplin baik secara individu maupun dalam interaksi dengan orang lain terutama wisatawan dimanapun sehingga akan menumbuhkan rasa saling menghargai yang secara tidak langsung memberikan rasa aman bagi wisatawan
A.    Manfaat sapta pesona
Sapta pesona memberikan manfaat yang beraneka ragam, diantaranya:
  1. Menumbuhkan citra positif bagi daerah tujuan wisata
  2. Keinginan berkunjung bagi wisatawan semakin besar
  3. Terciptanya keharmonisan dan keteraturan
  4. Terbentuknya masyarakat yang berbudaya baik
  5. Mencegah terjadinya konflik
  6. Meningkatkan rasa saling percaya







BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sapta Pesona merupakan penjabaran dari konsep sadar wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah atau penyelenggara pariwisata dalam upayanya menciptakan lingkungan yang mendukung dan suasana yang kondusif agar mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata melalui perwujudan tujuh unsur yang terdapat dalam sapta pesona
B.  Saran
Kita harus wajib menjadi daerah tujuan wisata yang mampu memberikan nilai nilai dari tujuh unsur sapta pesna wisata







DAFTAR PUSTAKA
Diakses dari http://id.wikipedia.org pada tanggal 17 desember 2010
Caniago, Yasmen. 2010. Konsep Dasar Wisata dan Sapta Pesona. Diakses dari http://wisatakandi.blogspot.compada tanggal 17 desember 2010.
Ichsan. 2008. Makna Logo Sapta Pesona. Diakses dari http://tunas63.wordpress.com pada tanggal 17 desember 2010.
Saksono, Arie. 2009. Sapta Pesona dan Citra Destinasi. Dikses dari http://ariesaksono.wordpress.com pada tanggal 17 desember 2010.

Apa saja tujuh sapta pesona?

Sapta pesona merupakan sebutan bagi 7 unsur pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata di indonesia. Sapta Pesona terdiri dari:



  1. Aman.
  2. Tertib.
  3. Bersih.
  4. Sejuk.
  5. Indah.
  6. Ramah.
  7. Kenangan.

1. Aman (Keamanan).
Tujuan: menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan, sehingga wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya.

Bentuk Aksi:

  • Tidak mengganggu wisatawan.
  • Menolong dan melindungi wisatawan.
  • Bersahabat terhadap wisatawan.
  • Memelihara keamanan lingkungan.
  • Membantu memberi informasi kepada wisatawan.
  • Menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular.
  • Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik.

2. Tertib (Ketertiban)
Tujuan: Menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu nenberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan.

Bentuk Aksi:

  • Mewujudkan budaya antri.
  • Memelihara lingkungandengan mentaati peraturan yang berlaku.
  • Disiplin/tepat waktu.
  • Serba teratur, rapi dan lancar.
  • Seua sisi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat menunjukkan keteraturan yang tinggi.

3. Bersih (Kebersihan)
Tujuan: Menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan.

Bentuk Aksi:

  • Tidak membuang sampah/limbah sembarangan.
  • Turut menjaga kebersihan sarana dan lingkungan daya tarik wisata.
  • Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis.
  • Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih.
  • Pakaian dan penampilan petugas yang bersih dan rapi.

4. Sejuk (kesejukan)
Tujuan: menciptakan lingkungan yang nyaman bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang nyaman dan rasa ”betah” bagi wisatawan, sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan lebih panjang.

Bentuk Aksi:
  • Melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon.
  • Memelihara penghijauan di daya tarik wisata serta jalur wisata.
  • Menjaga kondisi sejuk dalam ruangan umum, hotel, penginapan, restoran, alat transportasi dan tempat lainnya.


5. Indah (Keindahan)
Tujuan: Menciptakan Lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan, sehingga mendorong promosi ke kalangan/pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan ulang.

Bentuk Aksi:

  • Menjaga keindahan daya tarik wisata dalam tatanan yang harmoni dan alami.
  • Menata tempat tinggal dan lingkungan secara teratur, tertib, dan serasi serta menjaga karakter lokal.
  • Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural.
6. Ramah (Keramah tamahan)
Tujuan: Menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di ”rumah sendiri” bagi wisatawan, sehingga mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar yang lebih luas.


Bentuk Aksi:

  • Bersikap sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan.
  • Memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan.
  • Para petugas bisa menampilkan sikap dan perilaku yang terpuji.
  • Menampilkan senyum dan keramahtamahan yang tulus.

7. Kenangan.
Tujuan: menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus membekas dalam benak wisatawan, dan menumbuhkan motivasi untuk berkunjung ulang.

Bentuk Aksi:

  • Menggali dan mengangkat keunikan budaya lokal.
  • Menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih, sehat dan menarik.
  • Menyediakan cenderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa.

Makalah Nasib Hutan Kita?

                                               MAKALAH

NASIB HUTAN KITA?








Oleh:
ARI KARNANDA
180210140041
SASTRA SUNDA 2014




FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul "Nasib Hutan Kita".
Dalam penulisan karya tulis ini penulis pun mendapat banyak ilmu yang berguna, bagi diri penulis dan pembaca untuk kedepannya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan khususnya pada diri penulis sendiri serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua.
Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya demi kesempurnaan karya tulis yang  dibuat ini.


                                                                        Sumedang, 03 Oktober 2015


                                                                        Penulis




BAB I
PENDAHULUAN


A.        Latar Belakang
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.
Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan sebagai paru-paru dunia dewasa ini keberadaannya sudah dalam keadaan kritis dan rusak. Tidak lain penyebabnya adalah pemanfaatan hutan yang tidak bijak. Oleh karena itu didalam karya tulis ini akan dijelaskan tentang konsep pemanfaatan hutan secara arif dan bijak.

B.         Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telas dijelaskan, maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
1.      Masalah apa saja yang terjadi pada hutan-hutan di Indonesia?
2.      Apa penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah kerusakan hutan-hutan di Indonesia?
3.      Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah hutan-hutan di Indonesia?


C.        Tujuan
Adapun tujuan dari karya tulis ini, diantaranya:
1.      Untuk mengetahui pengertian & fungsi hutan.
2.      Untuk mengetahui penyebab kerusakan hutan di Indonesia.
3.      Untuk mengetahui dampak dari rusaknya hutan di Indonesia.
4.      Untuk mengetahui pemanfaatan hutan secara bijak.
5.      Untuk mengetahui cara melestarikan hutan.

D.  Manfaat
Dengan penulisan karya tulis ini, kita dapat mengetahui lebih banyak tentang pemanfaatan hutan yang baik dan bijak demi keberlangsungan hidup.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitathewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.

B.     Fungsi Hutan
Semua Kehidupan di bumi tergantung dari tumbuhan. Manusia makan banyak jenis-jenis tumbuhan, sebagian besar hewan yang ada di bumi ini juga makan tumbuhan, baik langsung maupun tidak langsung.
Hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu:
a. fungsi konservasi,
b. fungsi lindung, dan
c. fungsi produksi.

Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok sebagai berikut:
a. hutan 
konservasi,
b. hutan lindung, dan
c. hutan produksi.

Hutan konservasi terdiri dari :
a. kawasan hutan
 suaka alam,
b. kawasan hutan 
pelestarian alam, dan
c. taman buru.
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. 
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikanerosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya
Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.


C.    Masalah hutan di Indonesia
Selama 3 dekade sektor kehutanan telah menjadi modal utama pembangunan ekonomi bangsa, dan telah memeberikan dampak positif, seperti penyerapan tenaga kerja, perolehan devisa, dan pengembangan wilayah.
Dinamika pembangunan masa lalu telah menyebabkan pemanfaatan hasil hutan, terutama kayu, yang berlebihan terbukti oleh kapasitas industri nasional yang melebihi kemampuan pasok kayu lestari.
Kekecewaan terhadap sistem pengusahaan hutan telah menimbulkan berbagai permasalahaan di beberapa daerah yang berdampak terhadap degredasi hutan. Selama 5 tahun terakhir, laju deforestasi diperkirakan 1,6 juta hektar per tahun. Berdasarkan citra satelit 1995 - 1999 hutan produksi yang rusak di Indonesia pada 432 HPH mencapai 14,2 juta Ha, sedangkan kerusakan pada hutan lindung dan hutan konservasi mencapai 5.9 juta Ha.
Kerusakan tersebut, disebabkan oleh pengelolaan hutan yang tidak tepat, penebangan liar, perambahan hutan, dan pembukaan hutan skala besar serta kebakaran hutan. "Kerusakan bahkan diperburuk oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu.



D.    Penyebab rusaknya hutan di Indonesia
Ada 2 hal yang bisa dikatakan sebagai penyebab dari kerusakan hutan. Yang pertama adalah adanya hak penguasaan hutan yang kita ketahui tidak lagi berjalan secara prosedural. Dalam artian instasi- instasi yang mendapat hak penguasaan hutan atau HPH tidak lagi mematuhi peraturan dalam pengelolaan hutan mereka. Sedangkan yang kedua adalah penambangan-penambangan di kawasan hutan lindung yang sampai saat ini mengalami kontroversi karena banyak investor yang merasa “nggondok ” karena mereka sudah terlanjur menanamkan investasi mereka untuk penambangan sedangkan di Indonesia sendiri baru saja dikeeluarkan UU No 41/1999 yang melarang adanya penambangan didaerah konservasi.


E.     Dampak dari rusaknya hutan di Indonesia
Adapun dampak dari kerusakan hutan menurut Azwar Hamid yaitu sebagi berikut.
1.      Efek Rumah Kaca (Green House Effect)
Hutan merupakan paru-paru bumi yang  memiliki fungsi yang sangat banyak, salah satunya berfungsi mengabsorsi gas Co2. Ketika hutan tidak terawat, banyak pohon yang tumbang, dan bertambahnya pemakaian energi fosil (minyak, batu bara dll)  akan menyebabkan kenaikan gas Co2 di atmosfer yang menyelubungi bumi. Gas ini semakin lama akan semakin banyak, yang pada akhirnya akan membentuk suatu lapisan yang memiliki sifat seperti kaca yang mampu menyerap pancaran sinar matahari ke permukaan bumi, tetapi energy panas bumi tidak dapat melewatinya, akibatnya energy panas akan dipantulkan kembali ke atas permukaan  bumi oleh lapisan Co2 tersebut, sehingga terjadi pemanasan di permukaan bumi. Itulah yang disebut dengan efek rumah kaca. Keadaan ini akan mengakibatkan kenaikan suhu bumi atau perubahan iklim bumi pada umumnya. Kalau ini berlangsung terus maka suhu bumi akan semakin meningkat, sehingga gunung es yang ada di kutub utara dan selatan akan mencair. Hal ini akan mengakibatkan pula kenaikan air laut, sehingga beberapa kota dan wilayah di sekeliling laut akan terendam oleh air laut, sementara daerah yang kering karena kenaikan suhu akan menjadi semakin kering.
2.       Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan Ozon (O3) yang menyelimuti bumi berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di bumi. Di tengah-tengah kerusakan hutan, meningkatnya zat-zat kimia di bumi akan dapat menimbulkan rusaknya lapisan ozon. Kerusakan itu akan menimbulkan lubang-lubang pada lapisan ozon yang makin lama dapat semakin bertambah besar. Melalui lubang-lubang itu sinar ultraviolet akan menembus sampai ke bumi, sehingga dapat menyebabkan kangker kulit dan kerusakan pada tanaman-tanaman di bumi.
Sudah jelas sekali saat ini sangat terasa akan dampak tersebut, dimana sudah banyak para petani yang mengeluh dari hasil panennya karena kurang maksimal. Tentunya tanaman mereka banyak yang rusak, jadi hasil dari panen pun kurang maksimal. Itu semua bias diakibatkan dari kerusakan lapisan ozon.
3.      Kepulihan Spesies
Hutan di Indonesia merupakan hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Dengnan rusaknya hutan otomatis akan mengakibatkan kepunahan dari kanekaragaman hayati itu. Dalam peringatan hari keanekaragaman hayati sedunia, Departemen Kehutanan mengumumkan bahwa “setiap harinya Indonesia kehilangan satu sepesies dan kehilangan hampir 70% habitat alami pada sepuluh tahun terakhir ini”.
4.      Merugikan keuangan Negara
Sebenarnya apabila pemerintah mampu mengelola hasil hutan dengan baik, jujur dan adil, maka pendapatan bagi negara pun akan melimpah. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Salah satu contohnya ialah kebutuhan kayu untuk bahan baku pabrik pulp di Indonesia, tiap tahunnya mencapai 22,5 juta meter kubik. Padahal hasil hutan lestari yang penebangannya legal diperhitungkan hanya 2,5 juta meter kubik, ini berarti sisanya 20 juta meter kubik kayu bahan baku pabrik bubur kertas itu ilegal.
5.      Banjir
Dimusim hujan maka daerah yang hutannya gundul akan terjadi banjir, karena tidak ada serapan air.
6.      Kekeringan
Dimusim kemarau akan terjadi kekeringan, yang mana cadangan air yang awalnya keluar dari mata air-mata air yang ada dihutan, itu akan kering dan kekeringanpun tidak bisa dihindarkan.
      Enam dampak dari kerusakan hutan di atas merupakan sebagian kecil dari dampak yang masih banyak merugikan lingkungan.





F.     Pemanfaatan hutan yang baik dan berkelanjutan
Didalam memanfaatkan dan mengelola hutan secara bijak perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dan setiap orang. Dalam praktiknya perlu adanya keseriusan dan keberlanjutan sehingga tidak menjadi slogan saja, tetapi bisa terealisasi untuk menyelamatkan hutan serta memanfaatkan hasilnya secara baik dan bijak.
Berikut beberapa cara untuk melestarikan hutan di Indonesia :
1.      Membuat peraturan yang tegas tentang perlindungan kelestarian hutan di Indonesia.
2.      Menanamkan sejak dini cinta lingkungan kepada setiap orang.
3.      Menebang hutan yang sudah tua saja, penebangannya juga harus diberi jarak ,tidak dari satu lokasi ditebang semua.
4.      Setelah menebang pohong yang sudah tua harus menanam pohong yang baru agar kelestarian hutan tetap dijaga.
5.      Mencegah penebangan liar & pembakaran hutan secara liar.
6.      Melakukan penghijauan , penghijauan merupakan penanam kembali hutan yang sudah gundul. penghijauan tersebut sangat penting untu mencegah hutan menjadi musnah. 







BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan hutan bermula dari pemberian izin pemerintah untuk menebang hutan dalam rangka memenuhi kebutuhan Negara dan masyarakatnya, namun yang terjadi adalah penebangan liar, banyak pohon yang ditebang diluar batas dan tidak menggantinya lagi dengan tanaman yang semisal, akibatnya hutan menjadi rusak. 
Dampak dari rusaknya hutan mengakibatkan banyak hal, diantaranya yaitu terjadinya global warming, efek rumah kaca (Green House Effect), kerusakan lapisan ozon, kepulihan spesies, merugikan keuangan negara, banjir dan longsor beserta bencana yang lain.

B.     Saran
Diharapkan bagi pembaca agar dapat memanfaatkan dan mengelola hutan secara baik dan bijak.



DAFTAR PUSTAKA


Hadi S. Ali Kodra dan Syaukani H. Bumi Makin Panas Banjir Makin Luas. nuansa,.